Mutu featuring restu





Dalam perjalanan hidup gua pribadi, yang namanya restu selalu gua utamakan dalam tiap pencapaian yang ingin gua raih. Apalagi yang namanya restu orang tua. Setahu gua, restu orang tua itu selaras dengan restu Tuhan. Artinya, apapun yang direstui orang tua pasti akan direstui oleh Tuhan.

Anggap saja orang tua itu kayak juri Indonesian Idol jadi kalau orang tua bilang YES, maka kita berhak mendapatkan golden ticket. Tapi kalau orang tua bilang NO, berarti kita belum layak mendapatkan golden ticket alias kita harus perbaiki diri lagi. Intinya restu orang tua itu penting dan konteks orang tua disini tidak hanya tertuju pada orang tua kandung tetapi juga Guru ataupun orang yang selama ini selalu membimbing kita.

Saat ini, banyak anak muda yang salah kaprah mengenai restu. Di antara mereka ada yang meminta restu untuk hal-hal yang tidak bermutu dan juga hal yang tidak perlu. Contoh yang paling lumrah adalah pacaran. Kalau ada orang tua yang tidak merestui anaknya berpacaran itu mah bagus bahkan wajib malah. Masa ia sesuatu yang penuh dosa seperti pacaran harus direstui orang tua?


Anehnya, masih ada saja anak muda yang maksa-maksa hubunganya direstui sampe ancam-ancam bunuh dirilah, bunuh anjing tetanggalah, bunuh si vikcy prasetyolah, dan yang lebih parah ada yang sampe nekad menghamili pacarnya agar hubungannya direstui.

Ketahuilah saat ada anak yang menghamili/dihamili lalu minta restu untuk dikawinkan, disitu kadang orang tua merasa sedih. Nah disisi lain gua terkadang heran juga sih melihat ada anak muda yang begitu bangganya karena orang tuanya mengizinkan dia untuk pacaran. Padahal dia sendiri tahu bahwa tiap kali bertemu pacarnya, pastilah dosa yang bertambah (yang mau bantah silahkan komentar dibawah :P).

Beberapa masalah lain yang terjadi terkait restu ialah : keluar malam minggu untuk hal yang tidak bermanfaat, jalan-jalan sama teman yang berujung minum-minuman keras, minta restu jadi dancer, DJ, jadi manusia serigala, minta restu jadi dukun, minta restu pelihara tuyul, minta restu jadi babi ngepet dan semua hal-hal negatif lainnya. Hanya orang yang bukan awam yang paham maksud gua :v :P.

Yang ingin gua tekankan disini adalah pastikan kita meminta restu untuk hal-hal yang bermutu. Seperti minta restu lanjutin studi Magister di Yogyakarta, minta restu jadi pengusaha, minta restu jadi ustad, minta restu jadi dosen, jadi presiden, jadi manten, minta restu jadi relawan bencana alam, minta restu jadi relawan perang dipalestina, dan semua hal-hal positif lainnya, yang bermutu, halal, dan juga ideal.

Jadi kalau mau melakukan sesuatu yang membutuhkan restu, haruslah berdasarkan mutu bukan karena dorongan nasfu. Dan jika ada yang ingin bertanya “boleh dong melakukan sesuatu yang negatif tanpa restu? Misalnya berbuat dosa tapi gak bilang-bilang sama orang tua? Jawabannya GAK BOLEH. Karena hanya orang-orang yang lemah pikirannya yang akan berbuat demikian. Yuk belajar lagi bareng-bareng :).

Jaa Nee~

6 komentar