Sapi Di Kandang Babi


Saat loe berbuat suatu kejahatan ( kemaksiatan) lalu kemudian loe merasa gelisah, selamat berarti loe adalah seekor sapi. Dalam pandangan gua, sapi gua analogikan sebagai sosok yang baik, dimana babi adalah lawannya.

Sapi dengan segala manfaatnya seperti dagingnya yang halal untuk dimakan, susunya yang sehat untuk diminum, dan tubuhnya yang bisa digunakan untuk membantu bajak sawah, tentunya sangat ideal untuk diumpamakan sebagai sosok baik. Sementara saingannya si babi, yang hidupnya kotor, dagingnya berpenyakit, ekornya yang bikin pusing karna tergulung sudah tentu lebih cocok jika di umpamakan sebagai sosok yang buruk menurut gua.

Orang-orang baik, yang hidup di lingkungan penuh keburukan ibarat sapi yang hidup di kandang babi. Si sapi ini akhirnya berperilaku mirip babi, tubuhnya kotor, dia tak memproduksi susu, dan tubuhnya yang ideal untuk membajak sawah tidak ia gunakan.

Sama halnya dengan orang-orang baik. Yang akhirnya berperilaku kotor, tidak bisa menghasilkan karya, tubuhnya digunakan untuk malas-malasan. Itu semua berkat kandang babi yang selama ini dia tinggali. Begitulah pengaruh lingkungan terhadap manusia. Gua sendiripun merasakan hal yang sama. Ketika gua berada di lingkungan yang buruk, meski sekuat tenaga gua berusaha untuk meyakinkan diri bahwa gua adalah sebiji Sapi, tapi apa daya para babi lebih menguasai. Pada akhirnya beberapa kejahatanpun terlaksana dengan baik.

Menurut gua ada beberapa tipe sapi yang hidup di kandang babi.

   1.       Sapi yang tidak sadar bahwa dia berada di kandang babi.

   2.       Sapi yang udah sadar hidup di kandang babi, tapi dia tidak sadar kalo dia sapi

   3.       Sapi yang udah tau dia sapi, tapi karena dia terlanjur hidup di kandang babi jadi dia tak berpikir    untuk keluar dari kandang babi.

   4.       Sapi yang udah tau dia sapi, tapi dia tak bisa keluar dari kandang babi.

Loe masuk di kategori sapi yang mana?

Menurut gua untuk sapi nomor urut 1 – 3 , hanya Tuhan yang bisa menolong mereka. Untuk sapi yang keempat, harapannya masih ada dan terbuka lebar. Paling tidak dia udah tahu dia sapi (baca : orang baik) persoalan dia bisa keluar atau tidak dari kandang babi (baca: lingkungan orang jahat), ini semua tergantung kemauan, kemampuan, dan keilmuan.

Gua punya tips buat si sapi yang keempat ini.

Pertama, kalo loe yakin loe itu sapi (baca : orang baik) loe harus ingat 1 hal yang pasti bahwa sapi tetaplah sapi meskipun hidup 1000 tahun di kandang babi. Meskipun engkau sudah kotor karena hidup bersama babi, bukan berarti kodratmu sebagai sapi berubah menjadi babi. si sapi yang kotor kan tinggal di mandikan dan dan disikat bulunya biar bersih lagi. Biar keliatan jadi sapi lagi.

Kedua, diluar sana masih banyak kandang sapi buat loe, yang dipenuhi sapi-sapi yang terus mempertahankan kebaikannya, tetap istiqomah dalam berkarya, dan menggunakan tubuhnya untuk kebaikan bersama. Jadi jangan khawatir, saat dunia kelihatan penuh dengan babi (baca: orang jahat) yakinilah tetap masih ada tempat dimana para sapi berkumpul memakan rerumputan yang hijau, menghasilkan susu yang banyak dan rela di korbankan saat Idul Adha.

Ketiga, jangan khawatir jika dalam proses pembersihan, banyak babi yang memaki-maki loe, mengatai loe sok bersih, bilang bahwa loe gak pantas jadi sapi, terus memaksa loe hidup di kandang babi, membuat loe depresi akhirnya jadi sapi gila. Teruslah mandi dan sikat bulu-bulumu sekotor apapun itu pasti bersih juga.

Keempat, tetap jagalah silahturahmi dengan babi jika engkau telah berhasil keluar dari kandang mereka, dengan begitu mereka akan menghargai dan menghormati keputusanmu untuk keluar dari lingkungan yang selama ini mereka diami.

Yang terpenting adalah pandai-pandailah memilih kandang. Karena beda kandang beda pikiran juga beda pilihan.

Dan semua hal diatas tentu saja dikembalikan kepada keputusan kita masing-masing. Yang perlu kita lakukan adalah memastikan apakah kita mati sebagai sapi alias orang baik? Ataukah sebagai Babi alias orang jahat?

Jaa Nee~

2 komentar