Terbang bebas adalah fitrah dari
seekor burung. Dia memiliki kehendak bebas untuk terbang kemanapun yang ia mau.
Dia bisa saja menyebrangi samudera, atau hanya berputar-putar di atas daratan
yang tandus. Dia bisa memakan buah-buahan di pepohonan atau sekedar mampir
minum di pinggiran sungai.
Namun layaknya makhluk hidup
biasa, diapun memiliki rasa lelah dalam hidupnya. Sempat beberapa kali burung
yang bebas ini melihat beberapa temannya yang terkurung dalam sangkar milik
manusia. Terbesit dalam pikirannya bahwa terkurung dalam sangkar adalah hal
terburuk yang pernah dia tahu dalam kehidupan bangsa burung. Namun sesekali dia
merasa iri dengan burung dalam sangkar yang memiliki tuan yang sangat baik dan
ramah. Yang memberi makan yang cukup ataupun memuji-muji kenanggungan suara
kicauan burung yang terkurung.
Berbeda dengan dirinya yang harus
berjuang mengepakkan sayapnya ribuan kali untuk melanjutkan hidupnya. Pada saat
dia lelah dia hinggap di sebuah ranting pohon. Dalam peristirahatannya itu
akhirnya terbayang lagi nasib teman-teman sebangsanya yang saat ini terkurung
dalam sangkar. Dia telah lama hidup bebas berterbangan tanpa arah, tanpa
perintah, tanpa harus mengikat dirinya pada sesuatu. Sesekali dia terpikir
untuk hidup dalam sangkar. Katanya dalam hati, meski terkurung paling tidak dia
tidak perlu bersusah payah mengepakkan sayap kecilnya untuk melanjutkan hidup.
Saat ini Burung yang bebas itu
akhirnya lelah berterbangan tanpa arah, tapi apakah itu layak dijadikan alasan
baginya untuk mensengajakan dirinya terkurung dalam sangkar? Ataukah dia hnya
perlu hinggap sbntar di ranting phon lalu kmudian terbang bebas lagi?
Jaa Nee~
0 komentar