Karyawan Perusahaan Percetakan Ijazah


Hari ini gua ketemu temen lama, saking lamanya gua udah gak kenal ama dia tapi dia masih kenal ama gua. Pertemuan itu kemudian berlanjut ke diskusi ringan yang akhirnya memberikan gua inspirasi untuk tulisan kali ini.

Bahasan kita tertuju pada  topik mahasiswa dan sarjana. Tujuan dari perkuliahan tentunya adalah untuk mendapatkan gelar sarjana. Tapi apakah cukup sampai disitu ? ataukah harus ada tujuan tambahan dari perkuliahan itu sendiri?. Kalau dipikir-pikir memang sebiji kertas berlabel ijazah tidaklah sebanding dengan perjuangan selama kuliah dan juga tidak sebanding dengan ilmu yang didapat.

Entah sistem perkuliahan yang belum maksimal, atau memang mahasiswa yang kurang kreatif. Bagi mahasiswa yang punya idealis dan berpikir kritis mereka akan berkata bahwa ilmu yang didapat dalam kelas itu hanya berkisaran 20%, dan 80% sisanya itu didapat diluar kelas (termasuk WC).

Anggap saja kali ini gua berpihak kepada kaum mahasiswa idealis dan kritis itu. Memang pada kenyataannya ilmu yang didapatkan dalam ruangan yang berisi 30-70 biji mahasiswa seringkali tidak maksimal. Belum lagi kalau dosennya tidak bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif.  

Menurut gua nilai akademik tidaklah sesuai dengan ilmu yang bisa diterapkan dilapangan. Namun pada kondisi seperti ini, tetap ada juga mahasiswa yang sepenuhnya tunduk terhadap nilai akademik. Mahasiswa seperti ini lebih suka gua sebut sebagai karyawan. Karyawan dari sebuh perusahaan percetakan Ijazah. Ciri-ciri mahasiswa ini yaitu kuliah>rumah>kuliah>rumah atau kuliah>kos>dugem sedikit>kuliah>kos.

Gua punya temen yang punya cirri-ciri seperti ini. Dalam benaknya yang ada hanyalah bagaimana mendapat IP sempurna, lulus sebelum 4 tahun, lempar toga, cari kerja trus mati. Walhasil, dia mengalami disfungsi seksual dan sosial. Ada juga yang yang selama 4 smester berturut-turut mendapat IP 4, dan pada smester 5 dia mendapat IP. 3,85. Tau apa yang terjadi? Dia menangis semalaman.

Kampus memang seperti Perusahaan yang bertujuan menciptakan karyawan. Jangan heran tidak banyak yang jadi jutawan malahan jadi bahan tertawaan.

Jaa Nee~

0 komentar