Setetes Mama Lemon

Terpikir untuk melanjutkan tulisan gua sebelumnya yang berjudul piring kotor, akhrinya membuat gua beserta sepuluh jari yang kemayu ini untuk mengetik tulisan ini.

Seperti yang pernah gua bilang dalam tulisan gua sebelumnya bahwa hati kita ibarat piring, yang kita gunain untuk makan (dilempar juga bisa) yang ketika kotor harus dibersiin dulu sebelum kita makan makanan berikutnya. Ini bukan cuma tentang kebersihan dan kesehatan tapi siapa juga yang cukup gila untuk makan di piring sisa ayam goreng kemarin.

Begitulah manusia, yang lupa kalo dia begitu gila untuk berharap kebahagiaan sementara hati yang dia gunakan untuk berharap masih kotor akibat bekas dosanya yang kemarin.

Beberapa manusia berpikir bahwa berbuat baik saja sudah cukup. Berbuat baik terkadang terlihat cukup, cukup meyakinkan untuk membuat kita merasa tenang. Tapi jika kemudian hari hati kita resah, maka bisa dipastikan bahwa berbuat baik saja tidak cukup.


Kita perlu mengakui dosa kita itulah cara terbaik untuk membersihkan piring yang kita gunakan untuk makan. Tambahkan juga air mata di setiap pengakuan karena inilah yang gua sebut "setetes mama lemon". Mengakui dosa seperti mencuci piring berminyak menggunakan air, sementara mengakui dosa dengan air mata itu seperti mencuci piring dengan menggunakan mama lemon.

Piringnya bisa lebih bersih. dan saat piringnya sudah betul-betul bersih maka silahkan gunakan untuk makan. Dengan begitu berbuat baik akan terasa cukup.

Ketahuilah dosa yang tersimpanlah yang membuat hati kita resah, itu juga yang membuat kita tetap merasa galau dan mencaci motivator botak yang sesungguhnya sangat luar biasa.

Jaa Nee~

0 komentar