Kita bagaikan hidup dalam Toba. Ia toba ialah tong musibah. Bagaimana
tidak setiap hari pasti ada saja musibah yang menimpa kita. Entah dari samping
kanan, samping kiri, dari atas, bawah, depan dan belakang. Entah musibah dalam
bentuk kepleset kulit manggis good, manggis good, manggis good, habis bensin di
tengah jalan, punya pasangan hidup yang kepala batu, kebal air, tahan panas,
anti peluru, bahkan sampe di injek tahi sapi, ehh maksud gua keinjek tahi sapi.
Mungkin motivator sering berucap bahwa masalah atau musibah
adalah suatu ujian hidup yang harus kita hadapi. Hal tersebut tidaklah salah
tapi disisi lain tidaklah benar. Pada dasarnya setiap masalah pasti punya
solusi, dan tiap masalah pasti punya penyebabnya. Untuk itu alangkah baiknya
solusi dari tiap masalah harus sesuai dengan penyebabnya.
Kita harus mengetahui apa sebenarnya maksud dari masalah
atau musibah yang menimpa kita. Hal ini sangatlah penting, karena sesuai
pengamatan pribadi gua, banyak anak muda bahkan yang terlanjut tua Bangka,
seringkali keliru dalam memahami suatu masalah. Dampaknya pun tak bisa di
anggap remeh. Orang yang keliru memahami masalah biasanya akan melakukan :
pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, pengkorupsian, peminuman miras, penggunaan
narkoba, bahkan sampai kepada pembunuh dirian.
Dari pada pusing-pusing berikut ini akan gua jelaskan 3
jenis musibah dan tips untuk menghadapinya. Sederhananya musibah itu dibagi
menjadi 3 jenis yaitu ujian, teguran, dan hukuman.
1. Ujian
Untuk musibah yang satu ini, kita mungkin sering
mendengarnya. Tapi ternyata masih banyak orang yang salah kaprah. Karena tidak
semua musibah bisa di bilang ujian. Sebagai contoh orang yang kehilangan
Handphone, laptop rusak, pasangan di silet. Bagi sebagian orang menganggap itu
sebagai ujian. Padahal tidak selalu begitu.
Lantas musibah seperti apakah yang dikategorikan sebagai
ujian? Analoginya seperti kita sekolah. Setiap kali naik kelas pasti ada ujian.
Ujian ini berfungsi untuk melihat sejauh mana kita memahami pelajaran dan
apabila kita lulus maka kita akan naik kelas. Kata kuncinya adalah pelajaran
dan naik kelas.
Nah ujian ini hanya akan menimpa orang yang baik, orang yang
taat, pokoknya orang-orang yang beriman deh. Jadi kalau kamu merasa beriman,
selalu berbuat baik lalu kemudian di timpa musibah, itu artinya kamu sedang
diuji.
Kalau di ibaratkan sebuah grafik, ketika di berikan ujian
hidup manusia seakan drop sedikit, tapi pas lulus naik lagi, jadi grafiknya
hanya menurun sedikit lalu naik banyak , turun sedikit naik lagi dan terus
naik.
2. Teguran
Kalau Handphone kamu hilan atau rusak, uppsss.. hati-hati
jangan langsung menganggap itu sebagai ujian. Coba deh inget-inget tu hape kamu
pake buat apa? Siapa tau di dalamnya nyimpen video bokep? Hayooo. Kalau ternyata
gak nyimpen tapi tetep hilang jujur deh pasti kamu pernah pake hape itu untuk
streaming video bokep di internet kan? Hohoho.
Nah seperti itulah musibah dalam bentuk teguran. Musibah tipe
ini hanya akan menimpa seseorang yang jahat, jahil, usil dan zalim. Teguran ini
bertujuan untuk mengingatkan kita untuk berhenti berbuat dosa. Jangan sampai
musibah yang terjadi akibat perbuatan dosa yang kita lakukan, trus kita
kategorikan sebagai ujian.
Bisa-bisa level nonton bokep akan kita tingkatkan. Misalnya setelah
kehilangan hape kamu berkata “oke Tuhan, aku yakin Engkau telah mengujiku, aku
takkan mengeluh dan mulai sekarang aku akan nonton bokep di hape temen, biar
hapenya yang hilang”. Busettt bisa bahaya tuh kalo kayak gitu. Padahal hilangnya
hape itu bertujuan untuk membuat kamu sadar bukan malah nyari-nyari celah lagi.
Jadi musibah yang terjadi akibat dosa kita bukanlah ujian tapi disebut teguran.
Get it?
3. Hukuman
Wah, wah, kalu musibah yang satu ini adalah lawan bebuyutan
dari ujian. Kalau ujian bertujuan meningkatkan kualitas hidup kita, yang
namanya hukuman justru sebaliknya. Musibah tipe ini penyebabnya kurang lebih
sama dengan teguran yaitu perbuatan dosa kita. Tapi musibah ini lebih ekstrem
lagi bentuknya dari pada teguran. Jika teguran bertujuan untuk mengingatkan
maka musibah ini betul-betul bertujuan untuk menghukum seseorang.
Saat kita mengabaikan masalah yang berupa teguran maka
bersiaplah menghadapi yang namanya hukuman. Ciri-ciri musibah ini yaitu, selalu
terjadi secara bertubi-tubi , besar dari segi kuantitas dan juga kualitas, hampir-hampir
tak terdapat solusi, biasanya bisa membuat orang putus asa. Jika diibaratkan
sebuah grafik, maka hidup kita naik sedikit, turunnya banyak, naik sedikit
turung lagi dan terus turun.
Yap kurang lebih seperti itulah penjelasan gua. Nah kali ini
untuk tipsnya.
Dalam menghadapi suatu masalah atau musibah, lakukanlah hal
berikut ini:
Pertama, salto belakang trus liat apa yang kita lakukan pada
waktu yang lalu. Entah itu 1 hari kemarin, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 1 abad,
pokoknya tindakan kita di masa lalu. Lalu perhatikan apakah ada dosa yang kamu
lakukan?
Kedua, sekarang saatnya salto depan trus jadikan refleksi
pertanyaan gua di atas. Jika kamu berbuat baik musibah yang kamu hadapi berarti
ujian, jika kamu berdosa itu berarti teguran, dan jika dosa it uterus-terusan
dilakukan berarti musibah itu udah jadi hukuman.
Ketiga, busungkan dada. Dan hadapi kalau kamu sudah bisa
tentukan itu adalah ujian yang harus kamu lakukan tinggal menyapu dada , santai
dan positif thinking karena pasti setelah ujian ada hadiah berupa kenaikan
kelas. Kalau itu teguran cepat-cepat berhenti deh berbuat dosa, gak usah
terlalu mikirin masalahnya tapi pikirin dosanya. Ingat yang harus diselesaikan
tuh bukan masalahnya tapi akar permasalahan.
Nah kalau kamu merasa sudah di hukum sama Tuhan yasudah
jangan hanya pasrah. Untuk yang muslim coba ambil air wudhu sana terus sholat
taubat dan berjanji gak bakal lakuin dosa itu lagi. Kalau masalahnya gak
selesai-selesai juga itu berarti dosa kamu udah besar dan hukuman itu layak
kamu dapatkan. Paling tidak sudah dibalaskan di dunia, semoga aja di akhiratnya
udah diampuni kalau kamu bertobat. Tanda bahwa Tuhan masih memberikan kita
kesempatan adalah saat ini kita masih bernapas, kalau udah mati itu baru
skakmat!
Mulai sekarang cobalah untuk PDKT dengan masalah, cari tau
siapa dia, dari mana dia, mau apa dia, dan bagaimana berhubungan dengannya. Biar
kita gak salah paham dengan masalah, biar gak ada lagi status “Hufffvvttt Hape
Hilang”. Gua yakin kita bakal lebih bijaksana kalau kita mampu memahami bentuk
masalah yang kita hadapi. Ingat ujian untuk meningkatkan, teguran mengingatkan,
hukuman untuk mentobatkan.
Jaa Nee~
Jaa Nee~
0 komentar